Senin, 27 Juli 2009

Pulang Kampung


Mengenang waktu masih maba, waktu masih culun-culunnya, dengan pedenya ana berkomitmen untuk tidak pulang kampung sampai selesai kuliah...2 tahun kuliah. dua kali puasa,dua kali lebaran(duh kayak lirik lagu aja..(^_^))berhasil dilalui tanpa pulang kampung. Pada tahun ketiga kuliah, komitmen masih tetap sama, tapi keluarga yang sudah rindu sama anak kesayangannya untuk berjumpa, maka datanglah telepon dari seberang lautan, meminta untuk pulang pada liburan, awalnya nolak, tapi langsung di tanggapi oleh bunda tercinta dengan sebuah kalimat yang menggelitik "Kamu dikasih makan apa sama orang sana (makasar) sampai tidak mau pulang?" he,he,he kalo sudah begini harus pulang nih. Jadilah ana pulang kampung dengan izin+bolos dua pekan pada bulan puasa dan untuk pertama kalinya selama kuliah bisa menikmati lebaran dikampung. Pas balik dari kampung teman-teman pada komentar "wah bu sekretaris, tidak pernah pulkam(pulang kampung), tapi sekali pulang bolos dua pekan nih, bikin repot orang ngurus absen".he,he,he, afwan ya...

Ini kisah liburan tahun lalu,,,bagaimana dengan liburan kali ini??? sudah banyak yang nanya, mulai dari keluarga,tetangga,teman,sampai si hirun...
Hmm...liburan kali ini ana Insya Allah dinikmati dimakassar dengan segudang agenda dakwah yang menjadi amanah dan tanggung jawab, semoga bisa dilalui dengan baik. Ya, mungkin sesekali pulang ke Gowa.

Untuk teman-teman yang sudah dan akan pulang kampung, semoga cepat kembali ke makassar(nah lho...?). karena kita harus menyambut adik-adik maba di WTC nanti tanggal 1-5 september. Untuk itu himbauan untuk seluruh teman-teman yang pulkam untuk segera kembali menimal dua pekan sebelum hari H dan jangan lupa bawa oleh-oleh..ada iqob bagi yang tidak bawa oleh-oleh(maksa banget...:-)

Rabu, 10 Juni 2009

Engkaukah Prajurit Setia itu...?


Jundi yang setia membela dien-Nya, jundi yang taat kepada Allah, rasul dan qiyadahnya...kita sudah tahu hakikat dan tujuan kita diciptakan..namun apakah kita sudah melaksanakan apa yang diperintahkan dengan segala kemampuan yang kita miliki.?
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An Nisa’: 59)
Dalam ayat ini Allah menjadikan ketaatan kepada pemimpin pada urutan ketiga setelah ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. selam pemimpin kita tidak menyuruh kita berbuat maksiat kepada Allah...nah ikhwah apakah kita sudah menjadi prajurit yang sami'na waata'na terhadap apa yang dikatakan atau diperintakhan oleh pemimpin kita? walau yang memimpin kita adalah seorang budak “Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak)”. (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi).
jangan jauh-jauh membayangkan ketika kita diperintahkan untuk berjihad..tapi kita ambil contoh kecil saja ketika kitadisuruh untuk menghadiri rapat atau pertemuan untuk membahas agenda dakwah, apa yang pertama terlintas dikepala kita???
saya ingin sedikit mengupas tentang orang-orang yang sudah paham akan pentingnya dakwah yang bisa kita sebut sebagai jundi ALLah...
1. Tipe A
Tipe Istiqamah, tipe yang pertama ini selalu bersemengat dan bersikap sami'na waata'na kepada qiyadahnya. Jika diminta untuk menghadiri rapat atau pertemuan, dia dengan antusias menjalankan perintah dan hadir tepat waktu dengan kata lain tipe ini sangat menghargai waktu dibuktikan dengan kedisiplinan yang tinggi.
2. Tipe B
Tipe ini namanya tipe maju mundur. Kadang ia sangat bersemangat mengikuti perintah qiyadahnya namun kadang penyakit M (baca malas)nya kambuh, sehingga beruapaya untuk mencari alasan tidak datang rapat misalnya, Namun dalam pertimbangan yang panjang dan kesadaran yang tinggi dia akhirnya pergi juga, karena daslam perenungannya dia sadar ketika dia tidak datang rapat misalnya maka bisa saja dia sedasng menzholimi saudaranya yang mungkin dalam rapat tersebut membutuhkan ide-ide darinya. Akhirnya tipe jundi seperti ini datang rapat walaupun terlambat karena kelamaan merenung:)
3. Tipe C
tipe ini dinamakan tipe ribuan alasan. karena tipe ini paling hobi mencari alasan untuk tidah hadir, alasannya mulai dari nyuci baju (apa tidak bisa ditunda?), jaga rumah (takut rumahnya jalan-jalan gak karuan), sampai izin karena membantu mencarikucing tetangga yang hilang (moga alasan yang ini tak pernah ada. Intinya tipe ini sangat suka memelihara penyakit M-nya, tapi tetap minta izin kepada qiyadahnya walau dengan alasan "aneh" nya.
4. Tipe D
Tipe yang terakhir ini sangat parah, sudah tidak hadir, tidak pernah minta izin pula sama qiyadahnya (mungkin tidak menemukan atau kehabisan alasan).
Jadi ikhwah, kita tidak akan mempu melakukan perubahan ketika masalah disiplin ini masih kita anggap sepele...
Tidakkah engkau sadar ikhwah, sumbangsih pemikirinmu sangat dibutuhkan oleh ummamt?
Kadang kita pura-pura pikun dengan masalah seperti ini, tanpa disadari tindakan kita telah merugikan orang lain,,
Saatnya kita bercermin, termasuk dalam tipe manakah kita...?
Layak dan Pantaskah kita menyandang gelar prajurit setia itu...?
Wallahu'alam

Sabtu, 09 Mei 2009

Kala Hati Mulai Tak Ikhlas

Pernah melakukan suatu pekerjaan namun tidak dihargai, lalu keluarlah berbagai macam omelan dari mulut kita?, Sudah belajar dengan keras namun hasil yang didapatkan kurang baik lalu mulai mencari kambing hitam untuk menjadi pelampiasan kekesalan kita? Pernahkah kita merasa shalat yang kita kerjakan terasa belum khusyuk, atau hati selalu resah dan gelisah dan hidup tidak merasa nyaman dan bahagia,sering mengeluh?, Hati-hati karena bisa saja kita termasuk golongan orang-orang yang tidak ikhlas dengan takdir Allah.
Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal. Rasulullah saw bersabda tentang sifat yang mulia ini dalam sabdanya, “Barangsiapa yang tujuan utamanya meraih pahala akhirat, niscaya Allah akan menjadikan kekayaannya dalam kalbunya, menghimpunkan baginya semua potensi yang dimilikinya, dan dunia akan datang sendiri kepadanya seraya mengejarnya. Sebaliknya, barangsiapa yang tujuan utamanya meraih dunia, niscaya Allah akan menjadikan kemiskinannya berada di depan matanya, membuyarkan semua potensi yang dimilikinya, dan dunia tidak akan datang sendiri kepadanya kecuali menurut apa yang telah ditakdirkan untuknya“. (Tirmidzi).
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.
Ikhlas merupakan syarat diterimanya amal ibadah kita, semakin tinggi nilai keikhlasan seseorang maka akan terhindar dari godaan syaitan, dan semakin rendah nilai keikhlasan maka semakin mudah berbuat maksiat karena mudah digoda oleh syaitan.
Waspadai gejala ketidakikhlasan hati……:
1.Melakukan sesuatu untuk mendapat pujian, popularitas, pangkat, dan berbagai kenikmatan duniawi lainnya.
Kadang kita tidak sadar telah terbersit dalam hati kita setitik kesombongan dalam setiap aktivitas kita sehingga niat kita tidak lagi untuk meraih ridho Allah melainkan telah dibelokkan oleh syaitan untuk mendapat pujian dari mahlukNya.
Sayyidina ’Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa tertuju kepada keridhaan Allah semata.
2.Mudah kecewa
Orang yang melakukan sesuatu, namun yang dilakukan tidak berhasil,lalu merasa kecewa dan mulai menyalahkan orang lain dan lingkungan atas kegagalan yang terjadi. Padahal kalau mau ditilik lebih jauh lagi, masih banyak nikmat Allah yang tidak terhitung jumlahnya yang patut untuk kita syukuri.
3.Merasa berat atau susah melakukan amal sholeh
Ringan dalam melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan maksiat sekalipun, namun ketika ingin melakukan amal sholeh terasa seperti memikul air sejauh 100 km, padahal air itu sangat bermanfaat bagi dirinya.
Ketika kita telah mengenal gejala ketidakikhlasan hati lakukanlah apa-apa yang membuaat hati ini menjadi ikhlas terhadap segala ketentuan Allah. Ciri-ciri orang yang ikhlas adalah kebalikan dari hal diatas,yaitu :
Melakukan sesuatu semata-mata mengharap ridho Allah subhanahu wata’ala
Dalam artian tidak menyertakan kepentingan pribadi maupun duniawi ketika melakukan sesuatu/amal sholeh. Karena tujuan tertinggi yang harus dicapai oleh setiap insan dan merupakan keuntungan terbesar yang harus diraih adalah Ridho Allah subhanahuwata’ala.
Menyamakan antara pujian dan celaan
Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena ia yakin bahwa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu berubah tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan penilaian yang sempurna dari Allah subhanahuwata’ala.
Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil
Diriwayatkan bahwa Imam Ghazali pernah bermimpi, dan dalam mimpinya beliau mendapatkan kabar bahwa amalan yang besar yang pernah beliau lakukan diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat yang masuk kedalam tempat tintanya, lalu beliau angkat lalat tersebut dengan hati-hati lalu dibersihkannya dan sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang dengan sehat. Maka sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah subhanahuwata’ala.
Allah subhanahuwata’ala menjamin keutamaan dan keberkahan orang-orang yang ikhlas dalam beramal sebagaimana dalam firmanNya “Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (bekerja dengan ikhlas). Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam syurga-syurga yang penuh kenikmatan”. (Ash-Shaaffat: 40-43)
Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga dengan kekuatan niat ikhlasnya mampu menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan, diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah, mampu mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang beliau sampaikan.
Semoga Allah SWT membimbing kita pada jalan-Nya sehingga kita bisa menjadi hamba-Nya yang ikhlas. Amiin.

Selasa, 07 April 2009

Ketika Cinta Meminta Bukti

Cinta...cinta..cinta..suatu kata yang tak pernah usai untuk dibahas, takkan pernah kusam dan lapuk dimakan waktu..begitu indahnya cinta hingga kita tidak mau berpaling darinya, begitu dahsyatnya cinta hingga seseorang akan rela mengorbankan dirinya demi apa yang dicintainya.. namun apakah cinta yang begitu syarat akan lautan makna telah kita tempatkan dengan benar?..Tiada cinta yang lebih tepat kita berikan kecuali hanya kepada Allah Rabbul izzati.
Ketika kita mencintai maka kita harus memperjuankan cinta kita itu dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan, dan pengorbanan itulah sebagai bukti cinta kita...Cinta yang saya angkat disini bukan sembarang cinta, bukan cinta picisan yang banyak dilakoni para pemuda zaman sekarang, Namun cinta yang saya maksud adalah cinta yang sebenar-benarnya Cinta..
Ya cinta yang pantas dan yang lebih berhak kita berikan yaitu cinta kepada sang pemilik hati ini........
Ketika seorang hamba mengatakan bahwa ia Mencintai Rabb Nya dengan seluruh jiwa dan raganya,, Allah lantas tidak membiarkannya begitu saja, namun hamba itu akan diuji untuk membuktikan seberapa besar cintanya.
Amanah yang diletakkan dipundak kita merupakan salah satu ujian dari-Nya, Dia ingin melihat apakah kita sudah pantas dan layak untuk mendapatkan Cinta dariNya....Amanah hanyalah salah satu contoh dari banyaknya cara Allah menguji kekuatan cinta kita..namun apapun itu ketika kita ikhlas menjalaninya hanya untuk mengharap ridho Allah maka semua itu akan terasa indah dijiwa dan manis dihati....

Sabtu, 28 Februari 2009

saat-saat menegangkan itu.............

Masa ujian semesteran telah lewat, namun ana masih belum bisa tenang karena ada satu mata kuliah lagi yang belum selesai, maka waktu dua pekan yang seharusnya diisi dengan istirahat dari rutinitas kampus, malah diisi dengan jadwal kuliah yang super padat... Kuliah kepeawatan jiwa yang seharusnya menyenangkan itu, berubah menjadi membosankan dan melalahkan... belum dosennya yang suka molor kalo ngajar, killer+mudah tersinggung.hal ini di perparah dengan image keperawatan jiwa yang susah.
Bahkan teman-teman ana rela nginap dirumah untuk belajar barengan, walaupun tidak semua sukses, karena ada yang sudah sampai kealam mimpi sebelum layar ilmu dibentangkan..
^_^masa dua pekan kami lewati dengan berbagai respon stres dari teman-teman, ada yang ngomel-ngomel walaupun kalo didepan dosennya ga berani, ada juga yang cemas sampai bolak-balik keWC karena diare. Puncak ketegangan ketika ujian lab dan tertulisnya, soalnya juga tidak main-main mulai dari multple choise, 1,2,3,4 sampai essay membuat askep. Berbagai respon pun bermunculan ketika ujian berakhir, ada yang katanya ketika meminta bantuan jawaban sama temannya, malah diinstruksikan nulis aja nama nenek moyangnya... ada juga yang lebih lucu, kata seorang teman.. harus jadi orgil (org gila) dulu baru bisa jawab soalnya dengan benar.
Namun, masa-masa sulit itu belum bisa dikatakan berakhir, walaupun sudah ujian lab dan tertulis, karena masih harus menunggu hasil ujiannya, tak ayal ana pun penuh harap dan cemas akan kedatangan hari itu... doakan ya.. semoga bisa dapat yang terbaik..syukron.

Ketika kita harus Memilih

Dalam kehidupan kita, ada suata masa ketika kita harus memilih diantara dua pilihan
ketika kita diperhadapkan pada pilihan-pilan sulit itu...apakah yang harus kita lakukan. setiap pilihan kita menentukan masa depan kita, tentunya kita tidak mau salah dalam memilih karena kita tidak ingin menyesal dikemudian hari...
ingatlah wahai ikhwah..setiap keputusan akan dimintai pertanggungjawabannya diakhirat kelak, untuk jangan lupa libatkan Allah dalam setiap pilihan-pilhan yang kita ambil... Istikharahlah bila mendapat membutuhkan_Nya... Karena hanya Dia yang lebih tau apa yang terbaik buat kita.. Boleh jadi apa yang kita anggap baik menurut kita ternyata tidak baik, dan sebaliknya apa yang kita anggap buruk bisa saja itulah yang terbaik bagi kita..
Nah buat yang sedang dirundung masalah tips ini merupakan fondasi dasar kita, tanpa menyisihkan pendapat orang-orang disekitar kita.